Dua Vokal Tiga Konsonan, the next chapter

Malam ini saya berada pada mood saya untuk melanjutkan sebuah postingan terdahulu “dua vokal tiga konsonan”. (paragraf ini saya tulis beberapa minggu yang lalu) (tarik nafas panjaaaaaaaaaaang) Saya telah berpikir ribuan kali untuk membuat postingan ini. Saya telah menimbang imbasnya. Bagaimana kalau makhluk yang saya elu-elukan di sini, membacanya. Bagaimana jika orang lain memberitahukan padanya tentang apa yang saya tuliskan ini. Keputusannya, saya tidak takut. Ini hanya soal perasaan. Kalaupun dia telah membaca, tidak ada alasan untuk saya menjadi malu. Karena perasaan bocah SD ini kala itu benar-benar suci. Tidak bisa dicampur-adukkan dengan logika. Tidak boleh disalahkan, tidak pula dipermasalahkan, karena sedikitpun tidak terbersit niat untuk memadu "hal" yang layaknya orang dewasa lakukan, ia hanya mencoba menghindar... Secara halus. Tuhan telah menganugerahi manusia suatu kelebihan ini. Saya bersyukur bisa menyukai banyak hal, jantung berdegup kencang ketika...