I just cried, and the problem was gone
Siapapun punya masalah, siapapun punya ruang-ruang kehidupannya sendiri. Tidak ada satupun makhluk yang memiliki semua masalah yang sama. Begitu juga cara/jalan yang ditempuh untuk mengupayakan penyelesaian masalah tersebut.
Atas dasar inilah, saya menyuarakan salah satu alternative problem solving, MENANGIS.
Untuk alasan tertentu saya menangis, untuk masalah tertentu air mata saya terjatuh.
Menjadi seorang anak selama 17 tahun ini, kehidupan telah mengajarkan saya berjuta-juta pelajaran. Salah satunya adalah yang sering saya sebut MASALAH.
Ketika kalian bertanya kepada saya, kurang lebih seperti :
Apa masalahnya ? Jawabannya adalah banyak. Apa sumbernya ? Jawabnnya hanya satu. DIRI saya SENDIRI.
Kenapa saya menyebut diri saya sendiri ? Karena menurut apa yang saya rasakan, mungkin Tuhan memberikan masalah yang sama kepada umatnya, hanya cara mereka ketika menanggapi hal tersebut yang saya yakini berbeda. Jadilah masalah-masalah itu tampak berbeda. Ada yang enjoy-enjoy saja menghadapi hal tsb sehingga tampak tidak punya masalah. Tapi tidak jarang juga yang memikirkannya siang dan malam sampai melupakan kehidupannya sendiri. Nah, yang seperti inilah akhirnya menjadi masalah. Jadi datangnya dari jalan pikiran kita sendiri.
Suatu saat pernah mengalami masalah yang cukup mengguncang nurani. Timbul pemikiran-pemikiran pendek yang tak pernah terlintas sebelumnya. Hal-hal yang cenderung terlalu berani, juga saya lakukan. Tapi akhir-akhir ini saya mengetahui bahwa, saat itu saya sedang lupa, saya lupa akan satu hal yang sangat kodrati bagi manusia. Hanya manusialah yang bisa melakukan hal ini. Hanya manusialah dari sekian juta mamalia di bumi yang dianugerahi hal ini. MENANGIS.
Saya lupa bagaimana cara menangis, saya lupa bagaimana menyentuh hati saya sendiri.
Hari berlalu. Sebenarnya keadaan sudah membaik, masalahpun sudah tidak nampak. Namun dalam fikiran saya masih saja mengganjal. Akhirnya pada suatu kesempatan terjawablah ganjalan itu.
Air mata. Saya hanya butuh mengeluarkan air mata. Maka setelah saya mengeluarkannya dengan jalan menangis, pundak terasa ringan sekali.
Mulai saat itu saya mulai mengerti sebuah fakta tentang diri saya sendiri.
I JUST CRIED, AND THE PROBLEM WAS GONE
Komentar
Posting Komentar