Cuek.is.me


Assalamualaikum,

Tulisan ini berisi setengah curhat dan setengahnya lagi pengakuan rasa bersalah.

Baru nutup telfon dari keluarga di rumah, dan sepertinya saya tersadar lagi akan satu hal yang sebenarnya saya sudah berusaha mengubahnya dari dulu tapi mungkin belum berjalan sempurna.

Jadi begini, sepertinya saya termasuk orang yang jarang sekali berbicara terbuka, saya jarang sekali memulai pembicaraan kecuali penting, saya jarang sekali membuka pesan dengan segera kecuali dari orang-orang terdekat atau mereka yang beruntung saya anggap dekat, bisa juga terkait pekerjaan yang deadline nya sudah dekat, hehe. Oke, pada intinya sepertinya saya memang cuek, hiks. Bahkan di ulang tahun ke 17, mama mengirimkan pesan singkat berisi doa-doa yang di dalamnya terselip satu kalimat "semoga menjadi anak yang peduli dengan lingkungan", oke ini strike to the heart and brain.

Alkisah, dulu, ketika saya sedang mengerjakan hal serius, misalnya milih sabun di supermarket, pasti saya yaaa serius. Nggak senyum nggak liat sana sini. Sampai lagi-lagi mama negur saya "nis, mbok karo senyum". Nah, semenjak saat itu saya jadi rajin senyum, malah ketawa sendiri (lho), minimal sama orang-orang terdekat. Saya jadi suka guyon, tapi sama orang terdekat juga. Mungkin kalau orang baru menghadapi saya sebagai lawan bicara agak-agak punya persepsi yang wallahualam. Apalagi kalau cuma ngobrol via chat, nah lho nah kaaan.

Jadi, karena satu dan lain hal, saya mendapat pesan dari kotak saran bahwa kenapa saya kok nggak pernah nanya balik kalau ngobrol.

Duhai, saya juga bingung menjelaskannya. Tapi mama paling paham, tanpa perlu dijelaskan, beliau sudah punya jawaban "jangankan orang yang baru kenal, saya aja mamanya, kadang kalau lagi nggak bolong didiemin juga". Sedih ya, sedih nggak sih.

Paragraf ini selanjutnya berisi pembelaan. Sebenarnya saya bukan berniat untuk tidak peduli, tapi begini, sepertinya untuk hal-hal seputar komunikasi terutama lewat tulisan atau pesan apapun itu, saya ini terbiasa untuk berpikiran positif yang cenderung datar dan tidak memperhatikan hal-hal yang menurut saya menjerumus kepada sesuatu yang entahlah menurut saya somewhat tidak terlalu urgent, apalagi jika itu dengan l.a.w.a.n j.e.n.i.s. Adakah orang yang seperti ini juga ? Saya kira banyak (nyari temen).

Misalnya nih, misal:
Q: Lagi ngapain ? Udah makan ?
A: Alhamdulillah sudah


Beda ceritanya kalau begini:
Q: Tun udah makan belom, yok kantin
A: Keeey bareng, tunggu yak


Jadi, ya begitu.

Saya memang cuek (ngaku dah), sejujurnya cuek ini bisa karena banyak hal, tapi saya kira penyebab awal munculnya cuek yang utama adalah malu. Korelasinya sulit dijelaskan tapi memang sepertinya seperti itu, cuek bisa digunakan sebagai senjata menghadapi rasa malu. Yaaaa, saya pemalu yang sudah berusaha basa-basi meski akhirnya bisa jadi basi juga. Nah kalau ada yang pernah menerima respon yang lebih dari saya, itu artinya...... Mereka luar biasa ! Which is tanpa disadari saya merasa nyaman. Ya meski mungkin itu hanya terjadi dengan teman-teman yang sudah saya kenal bertahun-tahun lamanya, haha.

Mungkin dalam hati berkata "don't get me wrong" tapi saya tidak berwenang apa-apa. Orang lain berhak menilai bagaimana seseorang, dari sikap, perilaku, perkataan, dan lainnya. Teman yang kenal luar dalam bisa dengan gampang bilang saya "nggak peka", dan saya bisa dengan lapang dada panjang usus menerima julukan itu, karena toh memang saya nggak peka (oke fine). Tapi dengan menganggap saya tidak peka, setidaknya mereka paham satu hal penting di dalamnya. Jika cuek lebih identik kepada hal negatif yang menyengaja, maka tidak peka adalah lebih kepada kekurangan yang sulit untuk menyadari sesuatu. Nah kalau sulit gini mbokya dibantu, wkwk.

Dan yang terakhir, perempuan setahu saya identik dengan kesensian, kegeeran dan kebaperan, ini menurut peristiwa yang saya amati dari teman-teman di sekeliling saya. Tapi itu sepertinya kurang berlaku untuk saya, kecuali waktu hormon sedang unstable yang menyebabkan tiba-tiba sensi. Jika hal biasa akan cenderung diterjemahkan sebagai kode oleh otak wanita pada umumnya, maka di otak saya ini sepertinya hanya ada jalan datar dan lurus yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Tapi entah kenapa saya bersyukur juga karena mungkin lebih terhindar dari bahaya kebaperan (kecuali yang ngirim sinyal pake satelit palapa, dan saya pasang parabola) wkwk.

Jadi pada akhirnya kami, tim cuek mengucapkan.... Maaf jika cuek atau tidak peka, lebih baik berbicara pada intinya atau bersabar untuk menunggu sedikit lebih lama, mohon doa supaya saya bisa lebih peduli terhadap sesama.

Demikian, atas pengertian dan kerja samanya diucapkan terima kasih, salaam !


Komentar

Postingan populer dari blog ini

17 Fakta Terungkap Setelah 17 Tahun

THOMAS RAMDHAN : Nggak Pake Lima Senar? Siapa Takut !

Armand Maulana, artis yang punya fans artis